Senin, 27 Januari 2014

Pendekatan Pembelajaran

PENDEKATAN

Banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi ajaran tertentu. Dalam buku Psikologi Pendidikan ini terdapat beberapa model pendekatan (Syah, 2004:127-130) yaitu:
1.      Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988),salah satu asumsi penting yang mendasari hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Menurut Hukum Jost, belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik dari pada 3 x 5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
Maksudnya, memperlajari sebuah materi dengan alokasi waktu 3 jam per hari selama 5 hari akan lebih efektif daripada memperlajari materi tersebut dengan alokasi 5 jam sehari tetapi hanya 3 hari. Contoh ini perumpamaan pendekatan belajar dengan cara mencicil, hingga dipandang cukup berhasil guna terutama untuk materi-materi yang bersifat hafalan. 

2.      Pendekatan Ballard dan Clanchy
Pendekatan Ballard dan Clanchy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumny dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Dua macam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving) dan sikap memperluas (extending).

Siswa yang bersifat conserving  pada umumnya menggunakan pendekatan belajar “produktif” (bersifat mengembalikan fakta dan informasi). Sedangkan siswa yang bersikap exstending,  biasanya menggunakan pendekatan “analitis” (berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan informasi”. Bahkan yang bersikap extending cukup banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu pendekatan spekulatif (berdasarkan pemikiran mendalam) yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga perkembangan.

3.      Pendekatan Biggs
John Biggs seorang professor kognitif yang sejak tahun 1987 menyimpulkan bahwa prototype-prototipe pendekatan belajar pada umumnya digunakan pada siswa berdasarkan motifnya, bukan karena sikap terhadap pengetahuan. Menurut penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelompokan ke dalam tiga prototype (bentuk dasar).
a.       Pendekatan surface (permukaan/ bersifat lahiriah)
Siswa menggunakan pendekatan surface  misalnya, ingin belajar karena dorongan dari luar (ekstrensik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Gaya belajar santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
b.      Pendekatan deep (mendalam)
Siswa menggunakan pendekatan deep mempelajari materi karena dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik). Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikanya. Siswa yang lulus mendapatkan nilai baik adalah penting, tetapi lebih penting adalah memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.
c.       Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tertingi)
Siswa menggunakan pendekatan achieving  pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrensik yang berciri khusus yang disebut “ego-enhancement” yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar seperti ini lebih serius dari pada pendekatan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA


Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar