PENDEKATAN
Banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan
kepada siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi ajaran tertentu. Dalam
buku Psikologi Pendidikan ini terdapat beberapa model pendekatan (Syah,
2004:127-130) yaitu:
1. Pendekatan Hukum Jost
Menurut
Reber (1988),salah satu asumsi penting yang mendasari hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih
sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori
lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Menurut Hukum Jost,
belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik dari pada 3 x 5 walaupun hasil
perkalian kedua kiat tersebut sama.
Maksudnya,
memperlajari sebuah materi dengan alokasi waktu 3 jam per hari selama 5 hari
akan lebih efektif daripada memperlajari materi tersebut dengan alokasi 5 jam
sehari tetapi hanya 3 hari. Contoh ini perumpamaan pendekatan belajar dengan
cara mencicil, hingga dipandang cukup berhasil guna terutama untuk
materi-materi yang bersifat hafalan.
2. Pendekatan Ballard dan Clanchy
Pendekatan
Ballard dan Clanchy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumny dipengaruhi
oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude
to knowledge). Dua macam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu sikap
melestarikan apa yang sudah ada (conserving)
dan sikap memperluas (extending).
Siswa
yang bersifat conserving pada umumnya menggunakan pendekatan belajar
“produktif” (bersifat mengembalikan fakta dan informasi). Sedangkan siswa yang
bersikap exstending, biasanya menggunakan pendekatan “analitis”
(berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan informasi”. Bahkan yang bersikap
extending cukup banyak yang
menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu pendekatan spekulatif
(berdasarkan pemikiran mendalam) yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan
melainkan juga perkembangan.
3. Pendekatan Biggs
John
Biggs seorang professor kognitif yang sejak tahun 1987 menyimpulkan bahwa
prototype-prototipe pendekatan belajar pada umumnya digunakan pada siswa
berdasarkan motifnya, bukan karena sikap terhadap pengetahuan. Menurut
penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelompokan ke dalam
tiga prototype (bentuk dasar).
a.
Pendekatan surface (permukaan/ bersifat lahiriah)
Siswa
menggunakan pendekatan surface misalnya, ingin belajar karena dorongan dari
luar (ekstrensik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu.
Gaya belajar santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang
mendalam.
b.
Pendekatan deep (mendalam)
Siswa
menggunakan pendekatan deep
mempelajari materi karena dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik).
Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara
mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikanya. Siswa yang lulus mendapatkan
nilai baik adalah penting, tetapi lebih penting adalah memiliki pengetahuan
yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.
c.
Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tertingi)
Siswa
menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrensik
yang berciri khusus yang disebut “ego-enhancement”
yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya
dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar seperti ini
lebih serius dari pada pendekatan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Syah, Muhibbin.
2008. Psikologi Pendidikan dalam
Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar