Senin, 27 Januari 2014

Antropologi

Azaz-azaz dan Ruang Lingkup Antropologi


1.      Fase-fase Perkembangan Ilmu Antropologi
Fase pertama, sebelum tahun 1800, pada abad ke-18 menurut orang eropa, terdapat tiga macam sikap yang bertentangan terhadap bangsa-bangsa di Afrika, Asia, Oseania, dan orang-orang Indian di Amerika. 1) Orang Eropa memandang akan sifat keburukan dari bangsa-bangsa jauh tadi itu, mengatakan bahwa meraka manusia liar, 2) Orang Eropa memandang akan sifat-sifat baik dari bangsa jauh tadi, mengatakan bahwa masyarakat yang masih murni, belum kemasukan kejahatan, 3) Orang Eropa tertarik akan adat-istiadat yang aneh dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku bangsa Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika pribumi.
Fase Kedua,  pertengahan abad ke-19, semua bentuk masyarakat dan kebudayaan dari bentuk bangsa-bangsa di luar Eropa, yang oleh orang Eropa disebut Primitif, dianggap sebagai contoh-contoh dari tingkatan-tingkatan kebudayaan yang lebih rendah, yang masih hidup sampai sekarang sebagai sisa-sisa dari kebudayaan-kebudayaan manusia zaman dahulu.
Fase Ketiga, permulaan abad ke-20, antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis, dan tujuannya dapat dirumuskan “mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masyarakat masa kini yang kompleks”.
Fase Keempat, tahun kira-kira 1930, mengenai tujuan antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini dibagi menjadi dua. Tujuan akademikal yaitu mencapai pengertian tentang mahluk manusia pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya. Tujuan praktisnya yaitu mempelajari manusia dalam anekawarna masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.

2.      Antropologi Masa Kini
Terdapat perbedaan-perbedaan sampai sekarang masih dipakai istilah.
Ethography, pelukis tentang bangsa-bangsa, karangan-karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa, bersifat deskriptif.
Ethnology, ilmu bangsa-bangsa, digunakan di Amerika dan Inggris mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengans sejarah perkembangan kebudayaan manusia.
Volkerkunde, ilmu bangsa-bangsa, dipergunakan di Eropa Tengah sampai sekarang.
Kulturkunde, ilmu kebudayaan, yang digunakan seorang sarjana antropologi dari Jerman L. Frobonius artinya ethnology.
Antropology, ilmu tentang manusia, istilah yang sangat tua. Yaitu ciri-ciri tubuh manusia.
Cultural anthropology, arti luas yang tidak mempelajari manusia dari sudut fisiknya sebagai lawan dari physical anthropology.  Ilmu kebudayaan.
Social anthropology, sebagai lawan dari ethnology.

3.      Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi
Paleo-antropologi, ilmu yang meneliti soal asal-usul atau soal asal-usul atau soal terjadinya dan evolusi mahluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang membantu, fosil manusia zaman dahulu.
Antropologi fisik, bagaian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna mahluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
Etnolinguistik, disebut juga dengan antropologi linguistik, suatu ilmu bagian yang asal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. 
Prehistori, mempelajarai sejarah perkembangan dan penyebaran semuanya kebudayaan manusia di bumi dalam zaman dahulu sebelum manusia mengenal huruf.
Etnologi, ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azaz-azaz manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekrang ini.

4.      Hubungan Antara Antropologi Sosial dan Sosiologi
Antopologi sosial dengan suatu ilmu yang sebutannya telah lama dikenal umum, yaitu sosiologi. Sebaliknya ditinjau lebih khusus, 1) kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-mula sejarah perkembangan berbeda, 2) asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adnaya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu, 3) asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan  berkembanganya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.

5.      Hubungan Antara Antropologi dan Ilmu Lain
Ilmu geologi, unsur relative dari hasil fosil-fosil mahluk primat dan fosil-fosil manusia zaman dahulu.
Ilmu Paleontology, batuan dari peleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil mahluk-mahluk dari kata-kata dahulu untuk membantu suatu rekontruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk mahluk dari dahulu sampai sekarang.
Anatomi, meneliti ciri-ciri ras-ras di dunia, sangat perlua akan anatomi karena ciri-ciri dari berbagai kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada umunya.
Kesahatan masyarakat, data mengenai konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, dan lain-lain.
Psikiatri, suatu pengeluasan dari hubungan antara ilmu antoprologi dan ilmu psikologi, yang kemudian mendapat fungsi yang praktis.
Lingusitik, dengan mengetahui ilmu bahasa, seorang peneliti menguasai suatu alat untuk dengan cepat dapat menganalisa dan mempelajari bahasa.
Arkeologi, penelitian kebudayaan-kebudayaan kuno mempergunakan sebagai bahan penelitian, bekas-bekas bengunan kuno reruntuhan.
Sejarah, sejarah antropologi seringkali harus juga memiliki pengetahuan tentang metode-metode untuk merekonstruksi sejarah dari suatu rangkaian peristiwa.
Geografi, banyak masalah kebudayaan manusia mempunyai sangkut paut dengan keadaan lingkungan alamnya.
Ekonomi, keterangan komparatif sangat berguna.
Hukum adat, hukum adat bukan merupakan suatu sistem hukum yang diabsraksikan sebagai aturan-aturan dalam kitab undang-undang, melainkan timbul dan hidup lama dari masalah-masalah pradata yang berasal dari masyarakat.
Administrasi, ilmu administarasi antara lain bisa didapatkan dengan penelitian berdasarkan metode-metode antropologi.
Politik, hubungan kekuatan-kekuatan serta proses-proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam sistem pemerintahan.

6.      Metode Ilmiah dari Antropologi
Metode ilmiah, segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Pengumpulan Fakta, pengumpulan fakta mengenai kejadian dengan masyarakat dan kebudayaan untuk pengolaan secara ilmu.
Field notes, salah satu metode dalam wawancara yang dicatat. Verifikasi , metode-metode untuk melakukan verifikasi atau menguji dalam kenyataan terdiri dari beberapa kaidah-kaidah yang telah dirumuskan, dan penelitian yang dicapai.



DAFTAR PUSTAKA


Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rhineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar