Pemerolehan Bahasa Anak
Keberadaan bahasa dalam kehidupan masyarakat erat hubungannya dengan
masyarakat pemakaiannya, karena bahasa tumbuh, hidup, dan berkembang seiring
dengan perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Hubungan antar individu
dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dilakukan tanpa
menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah suatu sistem lambing berupa
bunyi, bersifat arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja
sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer, 2006:1). Sebagai alat
komunikasi, bahasa dalam kehidupan bermasyarakat memegang peranan penting atau
vital karena dengan menggunakan bahasa, manusia dapat mengungkapkan gagasan
atau ide pada anggota masyarakat lain atau antara si pembicara dengan lawan
bicara sehingga akan menimbulkan suatu interaksi dan komunikasi yang dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di
dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa.
Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu
seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa
pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan
pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer, 2003: 167).
Proses pemerolehan bahasa merupakan bagian yang penting dalam
perkembangan kemampuan bahasa setiap individu. Pemerolehan bahasa atau akuisisi
adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia
memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Chaer, 2003: 161). Proses
inilah dapat menguasai bahasa pertamnya. Setiap anak mengalami perkembangan
bahasa yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya setiap anak yang normal mulai
berbicara antara umur dua puluh sampai dua puluh delapan bulan. Hal tersebut
terjadi karena organ – organ bicara yang dimiliki setiap anak sudah mulai
berkembang dan terprogram untuk memperoleh bahasa. Salah satu golongan kosakata
yang dikuasai oleh anak adalah golongan kelas kata nomina terutama yang akrab
dengan tempat tinggalnya. Sungguhpun rangsangan bahasa yang diterima oleh
kanak-kanak tidak teratur. Namun mereka berupaya memahami sistem-sistem
linguistik bahasa pertama sebelum menjangkau usia lima tahun. Fenomena yang
kelihatan menakjubkan ini telah berlaku dan terus berlaku dalam kalangan semua
masyarakat dan budaya pada setiap masa. Mengikut penyelidik secara empirikal,
terdapat dua teori utama yang membincangkan bagaimana manusia memperoleh
bahasa. Teori pertama mempertahankan bahwa bahasa diperoleh manusia secara
alamiah atau dinuranikan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia sejak
kemerdekaan. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kurang
terrealisasi di masyarakat, karena kebanyakan masyarakat menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Hal
ini terjadi di berbagai aktivitas sehari-hari masyarakat sering menggunakan
bahasa daerah. Bahasa Indonesia sering digunakan untuk keperluan yang
bersifat formal.
Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat sudah tidak merasa asing
lagi dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah dikenal oleh masyarakat
sejak kecil, baik sebagai bahasa pertama maupun sebagai bahasa kedua.
Penuturnya pun kini sudah menyebar ke berbagai daerah dan semakin bertambah
banyak. Terutama anak-anak kecil sudah tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa sehari-hari, sebagai bahasa penghantar lingkungan di keluarga,
lingkungan masyarakat, maupun di lingkungan pekerjaan untuk masyarakat pada
umumnya.
Pemerolehan bahasa pada anak dikaitkan dengan pemerolehan kalimat pada
anak tambahnya usia anak tambah pula pemerolehan bahasa dan kalimatnya.
Pemerolehan kalimat anak dimulai saat usia 0-2 tahun (periode vital)
yang masih satu penggal kata ma-ma dikaitkan dengan pribadi ibunya dan pa-pa
dikaitkan dengan ayahnya. Kalimat mam-mam yang dimaksud mamah minta
makan, uk-uk dikaitkan dengan ayam jantan berkokok. Pemerolehan
kalimat anak usia 1-5 tahun (periode estatis) perkembangan bahasa dan
kalimat bertambah sedik demi sedikit dimana mulai memasuki dunia kanak-kanak.
Usia 6-12 tahun masa sekolah (periode intelektual) dimana perkembangan
permerolehan kalimat lebih banyak didapatkan karena anak mulai masuk sekolah
dan pergaulan yang lebih luas (Kartono, 1995:78-144).
Artikel "oktavian aditya nugraha"
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik:Kajian Teoretik. Jakarta:
Rineka Cipta.
_____, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktik Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung:
Mandar Maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar