Rabu, 15 April 2015

Analisis Wacana

ANALISIS WACANA

"Teori dan Analisis"





siap membantu teman-teman untuk mempelajari Analisis Wacana "Teori dan Anlisis". Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.

harga terjangkau
minat PING aja :-) .... 083866420111 / oktavianaditya@yahoo.co.id

Selasa, 31 Maret 2015

TAGMEMIK

TATA BAHASA TAGMEMIK
Teori tagmemik pertama-tama dikembangkan oleh Kenneth L Pike, dan digunakan Summer Institute of Lingusitics (SIL) untuk pelatihan analisis bahasa. Kemudian  dikembangkan oleh  Longacre (1965); Cook (1969), (1971); Thomas (1986)  di Indonesia teori ini dapat dilihat pada karya Ba’dulu dan Herman (2005). Unit utama analsis tagmemik adalah tagmem yang berhubungan dengan fungsional slot dan kategori yang mengisi slot. Istilah tagmem pertama kali disebutkan oleh Bloomfield (1933) yaitu unit terkecil dari bentuk gramatika yang memilki makna. Sementara itu Pike (1958) menggunakan tagmem dengan istilah grameme pada mulanya yang kemudian diubah menjadi tagmem. Parera (1993:61) mengemukakan bahwa tagmem –tagmem adalah hubungan fungsi, bentuk yang didistribusikan dalam konstruksi bahasa, atau korelasi dari sebuah fungsi gramatikal dalam gatra dengan kelas (kelompok) unsur-unsur yang bergantian mengisi gatra tersebut. (http://maxilk.wordpress.com/2010/07/27/tata-bahasa-tagmemik/).
Pelopor teori Tagmemik adalah Prof. Kenneth Lee Pike seorang pendeta Kristen Protestan dan seorang ahli bahasa ulung yang ikut mendirikan dan mengembangkan Summer Institute of Linguistics, suatu organisasi yang bergerak di bidang penerjemahan Injil. Sebagai seorang pendeta Kristen, Pike membaktikan hidupnya untuk kegiatan pengajaran dan penyebaran Injil serta penerjemahan Injil ke dalam bahasa-bahasa yang belum pernah mengenal kitab ini. Sebagai seorang ilmuwan, Pike membaktikan dirinya di bidang penelitian dan pengembangan ilmu bahasa (Lembaga Bahasa Universitas Atma Jaya, 1987:71). Teori Tagmemik berkembang dari sebuah teori yang lebih komprehensif tentang bahasa dalam ruang lingkup perilaku manusia yang dikembangkan Pike antara tahun 1954-1960. (http://haerilhalim.wordpress.com/2011/02/10/tata-bahasa-tagmemik-hirarki-gramatikal-fonologis-dan-referensial/).
Nama tagmemik berasal dari kata tagma yang di dalam bahasa Yunani berarti “susunan”. Pike menggunakan kata itu sebagai istilah untuk mengacu kepada satuan etnik yaitu satuan lingual yang dilihat oleh pengamat atau peneliti bahasa orang luar. Istilah “etik” kemudian dihadapi dengan istilah tagmen yaitu satuan lingual yang bersifat emik yang dikenali sebagai makna oleh penutur asli suatu bahasa sebagai orang dalam. Di dalam teori tagmemik fonem, morfem, dan tagmen ini menduduki tataran yang berbeda-beda yang masing-masingnya membentuk hirarki fonologis yang mengatur pemolaan bunyi bahasa. Hirarki leksikal yang mengatur pemolaan lingua bermakna dan hirarki bergramatikal mangatur pemolaan fungsi. Satuan emik terkecil pada tataran fonologis adalah fonem, pada tataran leksikal morfem, dan pada tataran gramatikal adalah tagmen.


TEORI TAGMEMIK
Teori tagmemik berorientasi pada fungsi, jadi pengaji bahasa selalu harus diarahkan kepada memerikan dan menerangkan fungsi yang membentuk unsur-unsur bahasa, setiap unsure harus dapat dikenali bentuknya dan mendukung suatu fungsi tertentu. Fungsi dapat dipilahkan dari bentuk pada tataran bunyi dimana dibahas fonem yang mempunyai fungsi diferensasi (pembeda makna), pada leksikon dibahas morfem yang mempunyai fungsi referensial (membawa makna), dan pada tataran gramatika satuan dasar tagmem mempunyai fungsi gramatikal (membawa makna gramatikal).
Teori agmemik memandang bahasa sebagai bagian dari tingkah laku manusia dan bahwa tingkah laku tutur (verba) tidak dapat dipisahkan sama sekali dari tingkah laku non tutur (non verba) karena yang satunya tidak dapat dikaji secara memadai tanpa memperhitungkan yang lainya.
Ciri khas teori tagmemik
1.      Tagmemik berpegangan teguh pada tindak tingkah laku manusia.
2.      Pemerian bahasa tagmemik memperhitungkan fonologi, morfologi, sintaksis, makna, dan konteks secara serentak.
3.      Tagmemik menekankan keketatan pembagian tataran dalam pemerian bahasa.
4.      Tagmemik menggunakan alat pemerian yang memilah pandangan etnik dan emik.
       Membahas tentang etnik dan emik sebagai berikut
        ETIK                                                                    
       a. Mengamati semuanya kebudayaan
atau bahasa atau suatu kelompok yangdipilih secara      bersama-sama atau secara komparatif.
        b. Pandangan eksternal (orang luar) tentang suatu sistem.                                                                       c. Data etik diperoleh dari analisis yang bersifat sementara dan/atau sebagian                                       EMIK
        a. Mengamati suatu kebudayaan atau bahasa secara khusus.
        b. Pandangan internal (orangdalam ) tentang suatu sistem berdasarkan kriteria yang ada di dalam sitem itu sendiri. 
         c. Data emik menuntut pengetahuan yang utuh tentang keseluruan sistem dan merupakan data akhir.

5.      Dalam menganalisis satuan dasar sintaksis yakni tagmen ditekankan pada fungsi, bentuk, peran, dan kohesi.
6.      Pandangan tagmemik kalimat sebagai titik awal dan akhir analisis tidak menghasilkan pemerian yang memadai.
7.      Tagmemik sangat mementingkan konteks.
8.      Teori tagmemik mempostulasikan suatu sistem tingkah laku dimana setiap unsur sedikit-sedikitnya mempengaruhi atau membatasi unsur lain, sehingga tidak ada satu unsur pun dapat diberi batasan.
9.      Tagmemik menganut keyakinan akan adanya semesta-semestaan bahasa sebagai bagian dari tingkah laku manusia utuh.
Semesta-semestaan sebagai berikut :
a.       Adanya satuan (unit) yang dikenali , tingkah laku manusia, dimana bahasa masuk didalamnya.
b.      Adanya hirerarki yang menekankan hubungan timbale balik antara suatu satuan dengan suatu satuan yang lebih besar.
Hirerarki tersebut :
1.      Hirerarki fonoligis, hubungan antara bunyi-bunyi bahasa dengan satuan kata, kelompok tekanan, jeda, dan retoris. Dan menangani pemolaan gelombang yang berhubungan dengan bentuk atau manifestasi fisik. Ciri-ciri hirarki fonoligis yaitu bunyi berbaur bersama, masuk dalam struktur medan, bisa mengandung kontras nada yang relevan, dapat digambarkan dalam bagan komponen tali satuan, tempatnya dalam kata mempengaruhi pelafalan, dan jumlah dan susunannya mempengaruhi struktur silabel. Cotoh, Bunyi /p/ awal adalah aspirated dan berada dalam posisi maju karena bunyi /i/ berikutnya; selanjutnya /i/ sebagian prenasalized sebagai pengaruh /n/ berikutnya. Saling tindih bunyi-bunyi itu tidak didemonstrasikan di laboratorium fonetik dengan membandingkan kualitas-kualitas vocal dan konsonan dalam urutan-urutan yang berbeda. Dalam penentuan bunyi-bunyi sebagai kesatuan-kesatuan itu, kita hanya melihat puncak-puncak ombak (gelombang) itu dan mengabaikan batas-batas bunyi yang tidak jelas yang saling tindih itu (Tarigan, 1989: 196 dalam February 10, 2011 by Haeril Halim in Linguistics).
2.      Hirerarki gramatikal, hubungan antara satuan lingual, dari satuan terkecil (morfem) dengan satuan lingual yang lebih besar (kata, frasa, kalimat, paragraph, dll). Berhubungan dengan ditribusi, hubungan dan fungsi satuan-satuan. Misalnya I’m- secara gramatikal: batas kata terdapat di antara I dan am; secara fonologis: tidak ada batas silabel yang terdapat di dalam I’m.
3.      Hirerarki referensial, bahwa suatu tindakan atau entitas dapat dinyatakan dalam berbagai cara sehingga terbentuk hirerarki dari suatu konsep dengan parafrasa. Berhubungan dengan ciri pembawa makna. Contoh : Seorang ibu berkata kepada tetangga dekatnya, “Tuti baru saja pulang.” atau “Anakku sudah kembali” (ujaran-ujaran itu belum tentu dapat difahami oleh orang yang tidak dikenal mereka).
c.       Pentingnya konteks, sebab tidak ada sesuatupun yang yang dapat diberi batasa tanpa konteks.

Inti Teori Tagmemik
Inti dari teori tagmemik, seluruh tingkah laku manusia berstruktur. Bahasa di pandang sebagai bagian dari tingkah laku, jadi dapat disebut tingkah laku tutur (verbal). Tingkah laku ini muncul dalam bentuk penggalan-penggalan atau satuan-satuan yang dapat dikenali bentuk, ciri, dan distribusinya. Bentuk pada wujud fisik, ciri pada fitur yang berhubungan dengan makna, dan distibusi pada fungsi dan hubungan antar satuan.

Batasan- batasan Tagmen
Tagmen adalah wadah dalam suatu struktur (sintaksis atau morfologis) bersama dengan kelas formal unsur-unsur yang menempati wadah itu, korelasi suatu fungsi ketatabahasaan.
1.      Jalur Fungsional
Jalur adalah suatu posisi dalam suatu rangka konstruksi. Jalur fungsional adalah posisi-posisi dalam rangka-rangka kontruksi yang dibatasi bentuk-bentuk linguistik.
Fungsi adalah hubungan dengan ketatabahasaan. Menjawab pertanyaan mengenai apa yang diperbuat oleh bentuk dalam kontruksi.
Jalur fungsional dapat disamakan dengan posisi, proposisi, makna/arti.
2.      Kelas Pengisi
Kelas pengisi adalah daftar semua butir yang dapat mengisi lajur fungsional. Dapat ditukarkan satu sama lain. Kelas pengisi suatu kelas distribusi yang dalam banyak kasus, dalam banyak hal, heterogen. Contoh: dalam bahasa inggris pengisian subjek I, you, he, she, dan lainya sedangkan objeknya me, her, him.
3.      Korelasi Jalur Pengisi
Korelasi Jalur Pengisi disini korelasi jalur fungsional dengan kelas pengisi merupakan korelasi fungsi dan bentuk.

Jenis-jenis Tagmen dalam Konstruksi
1.      Tagmen Wajib vs Tagmen Bolehpilih
Tagmen wajib adalah tagmen yang terdapat dalam tiap-tiap manifestasi struktur dalam data tertentu, biasanya ditandai dengan (+).
Tagmen bolehpilih adalah tagmen yang terdapat dalam beberapa tetapi tidak semua manifestasi struktur, biasanya ditandai dengan tambah kurang (±).
Contoh : + A + B (tagmen kedua-duanya wajib)
              + A ± B (tagmen A wajib, dan tagmen B boleh pilih)
              ± A ± A (dapat terjadi atau tidak sama sekali)
              + ( + A    B ) untuk kombinasi A,AB, ( A membutuhkan B ).
2.      Tagmen Inti vs Tagmen Luas
Tagmen inti (nuklir) adalah tagmen yang bersifat diagnotis terhadap kontruksi tempatnya terjadi (boleh wajib atau bolehpilih).
Tagmen luas (peripheral) adalah tagmen yang tidak bersifat diagnotid kontruksi tempatnya terjadi (bolehpilih).
Triarah:
a.       Inti dan wajib
b.      Inti dan bolehpilih
c.       Luas (dan bolehpilih)
3.      Tagmen Bebasgerak vs Tagmen tetap
Tagmen bebasgerak adalah susunan tetap harus ditetapkan atau dinyatakan dengan baik.
Tagmen tetap adalah terdapat dalam posisi tempatnya ditampilkan kembali dalam suatu urutan yang tetap.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN TATA BAHASA TAGMEMIK
Keunggulan
Menurut Pike dalam teori tagmemik keunggulan bahwa seluruh tingkah laku manusia (bahasa sebagai tingkah laku verbal). Itu berstruktur dan serentak satuan-satuan dibangun. Teori tagmemik memiliki titik awal ganda yaitu : dengan memanfaatkan sudut pandang statis, di mana satuan –satuan dipandang sebagai partikel yang pisah-pisah dengan manifistasi bentuk fisik dalam tataran fonologis, sedangkan dari sudut pandang dinamis bahwa tataran ferensial atau leksikal, dari relasional dikaitkan dengan tataran gramatikal.
Hirerarki bagian yang utuh adalah suatu hirerarki di mana suatu satuan harus dipandang sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar lagi. Analisis pemeriaan hirerarki bagian-utuhan, pemilihan etik-emik, dan analisis unsure-untai secara bersama-sama dimanfaatkan untuk menetapkan identitas satuan-satuan lingual menurut teori tagmemik. Teori tagmemik sangat mementingkan kedudukan pengamat dan manusia yang terlibat dalam kancah komunikasi bahasa karena perasaan, niat, kemampuan, persepsi, dan tafsiranya erat bertaut dengan mempengaruhi kebahasaan.
Tagmemik menganut pandangan  bahwa kalimat sebagai titik awal dan titik akhir analisis sama sekali tidak menunjukan atau menghasilkan pemeriaan yang memadai. Tagmemik juga menangani struktur makna sebagai bagian intergral dari analisis bahasa, yaitu dengan memperhitungkan soal peran (pengisian makna), pada setiap tagmen.

Kelemahan
Kelamahan tagmemik :
1.      Perihal Intuisi, bahwa sangat penting untuk dianalisis, hal ini membuat satuan lingual secara kanistis tidak mungkin. Penegasan ini yang memperlemah pernyataan teori tagmemik.
2.      Konsep Emik dan Etik, merupakan alat perincian yang seharusnya ampuh belum didefinisikan secara benar-benar ketat dan tepat, terutama dalam penentuan tagmen.

3.      Konsep peran dan kerekatan (kohesi), masih perlu dikembangkan dan diperhalus. 



DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
de saussere, Ferdinand. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Yogjakarta : Gajah Mada University Press.
http://haerilhalim.wordpress.com/2011/02/10/tata-bahasa-tagmemik-hirarki-gramatikal-fonologis-dan-referensial/
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Tata Bahasa Tagmemik. Jakarta : Depdikbud.
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-asas Linguistik. Yogjakarta : Gajah Mada University Press.

Input : Oktavian Aditya Nugraha (1 April 2015 : 08.37)

Rabu, 30 Juli 2014

INFO KOST "SOLO BARU" _KOST RIZKI_

KOST AREA SOLO BARU 

Nama : KOST  RIZKI

Deskripsi Singkat : 
        Kost baru yang terletak di area solo baru. Alamat di Dukuh SOKO dibelakang TOYOTA / ASTRA DHAIHATSU SOLO BARU. Letak strategis karena berada didekat area perkantoran dan pusat belanja (sepanjang JL.IR Soekarno Solo Baru). Akses mudah dijangkau dengan jalan kaki, motor dan mobil. Tempatnya bersih, tenang, dan nyaman. Cocok Untuk Karyawan/ti, Kuliah, atau Sekolah.

Dekripsi Tempat 
        Gang Selatan samping TOYOTA SOLOBARU KOST RIZKI (Depan RM. Bu.Harmi)./

Fasilitas : 
- Bangunan baru 
- Kamar (Luas, almari, spribad, bantal)
- Tempat parkir luas (Mobil juga bisa_terbatas + biaya)
- Tempat mencuci
-  Kamar 16 Kamar dan 8 Kamar Mandi
- Free Listrik ( Bebas Listrik )
- dll

Biaya :
Biaya bersahabat dengan anda.
- 450.000 sd 500.000/bulan







Cp. :  +62 83 866 420 111 (Ms. Adit) / +62 813 2951 8963 (Bu. Endah)

Nb. Untuk info lain datang ke kost (sore hari). 






Jumat, 07 Februari 2014

Stilistika

STILISTIKA
HAKIKAT DAN BIDANG KAJIANNYA

A.    Style dan stylistic
Pengertian style yaitu cara pemakaian gaya bahasa dalam karangan atau bagaimana cara seseorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan diungkapkan, (Abram dalam Imron, 2008 : 1). Sedangkan menurut Leech dan Short style menyarankan pada cara pemakaian bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengerang tertentu untuk tujuan tertentu. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan kepribadian, karakter dan kreatifitas pengaranguntuk mencapai efek tertentu yakni efek estetik atau kepuitisan dan efek penciptaan makna.
Style, stail atau gaya adalah cara yang khas dipergunakan oleh seseorang untuk mengutarakan atau mengungkapkan diri dari gaya pribadi.
Pengertian stilistika berasal dari bahasa Inggris stylistic yang berarti studi mengenai style, gaya bahasa atau bahasa bergaya  (Imron, 2008 : 1). Dalam pengertian lain stylistic adalah ilmu yang meneliti tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra Sudiro Satoto, dapat dikatakan bahwa stilistika adalah proses menganalisis karya sastradengan mengkaji unsur-unsur bahasa sebagai medium karya sastrayang digunakan sastrawan sehingga terlihat bagaimana perlakuan sastrawan terhadap bahasa dalam rangka menuangkan gagasannya.
Stilistika sebagai cabang ilmu sastra yang meneliti stail atau gaya, dibedakan ke dalam stilistika deskriptif dan stilistika genetis. 

B.     Hakikat Stilistika
Pengertian stilistika menurut Unar Yunus dalam Imron, 2008 : 4 yaitu studi mengenai pemakaian bahasa dalam karya sastra. Stilistika dipakai sebagai ilmu gabung yakni linguistik dan ilmu sastra. Menurut Leech dan Short dalam imron berpendapat stilistika adalah ilmu tentang wujud performansi kebahasaan khususnya yang terdapat dalam karya sastra.
Beberapa definisi yang perlu dipertimbangkan (kutha Ratna, 2007;236) sebagai berikut : Ilmu tentang gaya bahasa, Ilmu interdisipliner antara linguistik dengan sastra, Ilmu tentang penerapan kaidah-kaidah linguistik dalam penelitian gaya bahasa, Ilmu yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam karya sastra, dan Ilmu yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam karya sastra, dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahannya sekaligus latar belakang sosialnya.
                    Sukada (1987;87) mendefisikan gaya bahasa diantaranya : Gaya bahasa adalah bahasa itu sendiri, Yang dipilih berdasarkan struktur tertentu, Digunakan dengan cara yang wajar, Tetapi tetap memiliki ciri personal, Sehingga memiliki cirri-ciri personal, Sebab lahir dari diri pribadi penulisnya, diungkapkan dengan kejujuran, Disusun secara sengaja agar menimbulkan efek tertentu dalam diri pembicara, dan Isinya adalah persatuan antara keindahan dan kebenaran.

C.    Bidang Kajian Stilistika
Menurut Umar Yunus bidang kajian stilistika meliputi bunyi, bahasa, kata dan struktur kalimat. Menurut Amimuddin menjelaskan bahwa bidang kajian stilistika meliputi kata-kata, gambar, tanda baca, serta bentuk tanda lain yang dapat dianalogikan sebagai kata-kata dan bentuk kajian stilistika tersebut bersifat figurative yaitu penggunaan pribahasa, kiasan, sindiran, dan ungkapan. Adapun bidang kajian fonologi, struktur kalimat, cirri makna, serta tidak melupakan cirri-ciri bahasa yang bersifat figurative ( keris mars, dalam imron 2008 : 9 ).  Menerut Gorys Keraf bidang kajian stilistika dapat meliputi semua herarki kebahasaan yakni pilihan kata (diksi), frasa, klausa, dan kalimat, serta wacana. Bahkan nada yang tersirat di balik wacana termasuk masalah gaya bahasa.
Ruang lingkup penelitian stilistika sangat luas (Hough, 1972; 31-39), dianggap sebagai tugas yang tidak mungkin untuk dilakukan, lebih-lebih apabila kaitannya dengan pengertian gaya bahasa secara luas, yaitu ; bahasa itu sendiri, karya sastra, karya seni, dan bahasa sehari-hari, termasuk ilmu pengetahuan. Ruang lingkup bertambah luas dengan adanya perkembangan pararel di berbagai Negara sehingga terjadi tumpang tindih diantaranya.  Maka dari itu pembatasan ruang lingkup (1) ruang lingkup dengan kaitannya dengan objek stilistika itu sendiri ,dan (2) ruang lingkup kaitannya dengan objek yang mungkin dilakukan dalam suatu aktivitas penelitian.  Ruang lingkup paling luas adalah keseluruhan khasanah sastra, sebab akibat yang ditimbulkan oleh adanya usaha untuk menciptakan bahasa yang khas, baik sastra lama maupun modern, lisan maupun tulisan. Dengan adanya pembagian khazanah menjadi dua bagian besar yaitu lama dan modern, maka jangkauan penelitian juga dibedakan menjadi dua macam yaitu stilistika sastra lama dan modern.


DAFTAR PUSTAKA

Imron, Ali. 2008. Stilistika Sebuah Pengantar. Surakarta : UMS.
Ratna, Nyoman Khuta. 2009. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Satoto, Sudiro. 1995. Stilistika.



Senin, 27 Januari 2014

Laskar Pelangi

SINOPSIS NOVEL
“LASKAR PELANGI”



Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita. Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya.Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untukmengubah dunia: pendidikan.
Sebuah tempat kecil di Indonesia yang memiliki kekayaan yang luar biasa. Sayangnya tidak semua penduduknya dapat merasakan hasil dari kekayaan alam negerinya. Tersebutlah sebuah daerah di Belitong di mana masyarakat di dalamnya terbagi dalam dua bagian yang amat berbeda status sosialnya. Dimana terdapat masyarakat yang dapat menikmati fasilitas terbaik dan kehidupan yang sangat layak. Mereka lah orang-orang staf atau petinggi PN Timah. Di lain pihak, terdapat sekumpulan manusia yang harus jungkir balik untuk menafkahi keluarganya dan hidup dengan fasilitas yang bahkan sangat tidak memadai. Merekalah para pekerja rendahan dari PN Timah. Mereka tak bisa ikut merasakan kemewahan yang dinikmati para golongan elite, karna secara langsung, pemerintah disana telah memisahkan tempat tinggal, pekerjaan dan membedakan status diantara keduanya. Tersebutlah sebuah sekolah terpencil di daerah Belitong yang bahkan tak tersentuh tangan pemerintah, Sekolah Muhamadiyah. Bertahan demi pendidikan rakyat miskin. Pengorbanan dari satu-satunya pengajar yang harus diacungi jempol yang bertahan demi kemajuan pendidikan ilmu dan agama untuk anak-anak tidak mampu, dialah Ibu Mus. Dan ketabahan sang kepala sekolah yang terkadang merangkap sebagai guru, Pak Harfan. Benar-benar luar biasa membayangkan betapa merekalah cerminan kata-kata “Guru, Pahlawan tanpa tanda jasa” yang sesungguhnya. Mereka telah berhasil mencetak manusia-manusia yang walaupun tidak keseluruhan sukses secara materi tapi mereka semua sukses dalam berperilaku sosial yang baik. Berkeagamaan yang baik dan setidaknya jika ada yang menjadi petinggi, mereka bukanlah seorang koruptor.
Persahabatan sepuluh orang anak miskin yang menamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Mereka sudah bersama sejak mereka memulai bangku sekolah. Merekalah : Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara. Mereka semua diberi suatu karakter yang kuat satu sama lain oleh sang penulis sehingga sifat diantara mereka semuanya unik. Banyak hal yang mereka lalui bersama. Kemiskinan sepertinya bukan hal yang bisa merusak masa kanak-kanak mereka. Kisah indah percintaan anak muda antara Ikal dengan seorang Tionghoa bernama A Ling yang berawal dari pembelian kapur tulis yang mengesankan. Kesabaran Ikal untuk bisa mendapatkan kekasih hatinya sampai ketegaran Ikal saat A Ling akhirnya harus meninggalkannya. Dari sini kita dapat belajar bahwa seorang anak kecil bahkan bisa bersikap jauh lebih dewasa dibandingkan orang dewasa saat menghadapi masalah percintaan. Siapa juga akan menyangka bahwa sekolah terpencil Muhamadiyah bisa berbuah dua orang genius di bidang yang berbeda. Dialah Lintang, sang ilmuwan cilik. Dan Mahar, sang seniman sejati. Banyak perubahan besar yang mereka lakukan dalam merubah citra sekolah Muhamadiyah dimata masyarakat elite melalui bidang mereka masing-masing. Tapi ternyata nasib selanjutnya berkehendak lain. Ayah Lintang meningggal dunia, dan sang genius itu terpaksa harus menghentikan pendidikannya di sekolah Muhamadiyah akibat tak ada biaya. Tak ada yang menyangka juga bahwa sang seniman, Mahar, semakin hari justru malah semakin tertarik pada ilmu mistik alam gaib.
Karena suatu hal, membawa ia pada suatu pertemuan dengan seorang anak perempuan tomboy, anak seorang penguasa kapal keruk di PN Timah, Flo. Karena tertarik pada bidang mistik yang dimiliki oleh Mahar, Flo akhirnya meninggalkan segala kemewahan sekolah PN untuk melanjutkan studinya di sekolah miskin Muhamadiyah. Mereka bersama kelompok pecinta alam gaibnya telah banyak menguak misteri yang dianggap orang keramat di daerah Belitong. Tak jarang kelompok yang dipimpin Mahar ini mendapatkan ejekan dari masyarakat setempat. Tapi Mahar serta Flo tak pernah menyerah. Juga walaupun telah ditegur oleh Ibu Mus karna telah menodai ilmu agama, tapi Mahar dan Flo tetap pada jalan yang telah ia tempuh. Hobi mereka pada alam gaib ini menyebabkan mereka terancam tak bisa mengikuti ebtanas karna nilai-nilai mereka yang semakin menurun. Mereka pun mulai resah. Akhirnya terlintas ide untuk meminta petunjuk pada seorang dukun sakti yang banyak disebut oleh masyarakat sebagai manusia setengah peri, Tuk Bayan Tula. Maka pergilah Flo dan Mahar bersama tim dunia mistiknya mengunjungi kediaman sang Tuk yang terdapat pada sebuah pulau tak berpenghuni yang terkenal sangat angker yaitu Pulau Lanun.
Dengan mempertaruhkan nyawa sepanjang perjalanan, akhirnya mereka semua sampai di Pulau tersebut. Dengan menempuh perjalanan yang panjang dan mengerikan, akhirnya mereka sampai ke suatu gua tempat kediaman sang dukun. Dan mereka berhasil berjumpa langsung dengan Tuk Bayan Tula, sang idola mereka. Maka berceritalah Flo dan Mahar tentang masalah mereka di sekolah. Tuk yang menghargai usaha mereka mencapai pulau itu kemudian memberi mereka sebuah petunjuk yang tertulis pada sebuah gulungan kertas. Siapa menyangka ternyata petunjuk yang diberikan sang dukun bisa mengubah jalan hidup Mahar dan Flo. Dua belas tahun kemudian, kesepuluh sahabat itu menjadi seseorang yang benar-benar tidak bisa disangka. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing dengan damai dan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan pada mereka saat itu. Seperti apakah petunjuk yang diberikan oleh sang dukun sakti kepada Mahar dan Flo hingga menyebabkan perubahan pada diri mereka?
MAKNA NOVEL
LASKAR PELANGI

Novel Laskar Pelangi karya Mas Andrea Hirata. Ceritanya berkisah tentang perjuangan dua orang guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Novel ini menunjukkan pada kita bahwa pendidikan adalah memberikan hati kita kepada anak-anak, bukan sekadar memberikan instruksi atau komando, dan bahwa setiap anak memiliki potensi unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang di masa depan, apabila diberi kesempatan dan keteladanan oleh orang-orang yang mengerti akan makna pendidikan yang sesungguhnya. Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yang menjawab inti pertanyaan kita tentang hubungan-hubungan antara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas pendidikan. Di tengah berbagai berita dan hiburan televisi tentang sekolah yang tak cukup memberi inspirasi dan spirit, maka buku ini adalah pilihan yang menarik. Buku ini ditulis dalam semangat realis kehidupan sekolah, sebuah dunia tak tersentuh, sebuah semangat bersama untuk survive dalam semangat humanis yang menyentuh. Cerita Laskar Pelangi sangat inspiratif. Andrea menulis sebuah novel yang akan mengobarkan semangat mereka yang selalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan.
 Inilah cerita yang sangat mengharukan tentang dunia pendidikan dengan tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, yang dituturkan secara indah dan cerdas. Pada dasarnya kemiskinan tidak berkorelasi langsung dengan kebodohan atau kegeniusan. Sebagai penyakit sosial kemiskinan harus diperangi dengn metode pendidikan yang tepat guna. Dalam hubungan itu hendaknya semua pihak berpartisipasi aktif sehingga terbangun sebuah monumen kebajikan di tengah arogansi uang dan kekuasaan materi.  

Bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak, Sebuah buku yang “pintar” hasil dari pemikiran seorang yang pintar. Menggabungkan dua hal yang berbeda, sastra dan science. Sepertinya saat kita membaca ini kita bukan hanya terlarut dalam perjalanan hidup pelaku didalamnya tapi juga kita bisa belajar banyak.


Daftar Pustaka

Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi (529 Hlm). Penerbit Bentang. 

Model Metode Pembelajaran

Model dan Metode

Model-model dan metode-metode mengajar pokok dalam arti pandangan lebih menonjol dan relevan dengan tuntunan kebutuhan dunia pendidikan masa kini. Modifikasi, khususnya terhadap sebagai metode mengajar, penyusun lakukan seperlunya dalam rangka pengembangan atau penyesuaian dengan kebutuhan (Syah, 2004:189-213).
1. Model Pokok Mengajar
Model-model mengajar adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Kumpulan atau set model yang dikembangkan Bruce Joyce dan Marsha Weil dengan kategorisas sebagai berikut:
a.      Model Information Processing (tahapan pengelolaan informasi).
Information processing adalah sebuah istilah kunci dalam psikologi kongnitif yang terakhir-akhir ini semakin mendominasi sebagaian besar upaya riset dan pembahasan psikologi pendidikan. Information processing sebagai sebuah rumpun model-model mengajar perlu dipelajari dan diterapkan sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar agar ranah cipta siswa dapat berkembang dan berfungsi seoptimal mungkin.
Model ini model peningkatan kapasitas berpikir. Peningkatan kapasitas berpikir diarahkan pada pengembangan-pengembangan sebagai berikut: daya cipta akal siswa, berpikir kritis siswa, penilaian mandiri siswa/ dan juga pengembangan, dan sosio-emosional siswa sebagai salah satu fenomena ranah rasa siswa.
Langkah-langkah dalam mempersiapkan model ini, Pertama, langkah konfrontasi (situasi yang menantang, penuh teka-teki, dan terkadang tak masuk akal), Kedua, langkah inquiri (menggunakan inteleks siswa untuk memperoleh pengetahuan), Ketiga, langkah transfer (pengetahuan yang didapatkan dapat mempermudah penyelesaian tugas-tugas pembelajaran selanjutnya.

b.      Model Personal (pengembangan pribadi)
Model ini pada umumnya berorientasi pada pengembangan pribadi siswa denga lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutaman fungsi emotional. Model Nondirektif, model ini dirancang secara sederhana untuk membantu mempermudah proses belajar pada siswa secara umum. Dalam artian ditunjukan pada aktivitas belajar materi tertentu. Didukung juga dengan teknik wawancara yang memudahkan siswa menuangkan ide, dan dibebaskan dalam menjawab .
Langkah-langkah dalam model Nondirektif menurut Carl Rogers yang pendapatnya dikutip Dahlan (1990), Pertama, menentukan situasi yang membantu (melakukan wawancara masalah materi yang diajarkan), Kedua, mendorong/ memotivasi siswa (mengemukakan sendiri masalah yang dihadapi siswa dan guru mengetahui dan membantu), Ketiga, mengembangkan insight (tikikan) dalam siswa diharapkan dapat menampakkan personal dalam arti mengerti dan menyadari kesalahan dan ketidaktahuan dalam materi, Keempat, memotivasi siswa dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa, Kelima, mengambil keputusan jawaban-jawaban jenis tindakan positif.

c.       Model Sosial (hubungan bermasyarakat)
Model sosial adalah rumpun model mengajar yang menitikberatkan pada proses interaksi antarindividu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Model Role Playing (bermain peran), berfungsi penyuluhan bersifat edukatif, prosedur terapi kejiwaan dan penyuluhan bersifat industrial (Reber, 1988).
Langkah-langkahnya Pertama, memotivasi kelompok, merangsang minat siswa terhadap kegiatan bermain peran, Kedua, memilih pemeran semuanya melakukan pemilihan peran, mendiskusikan gambar karakter yang akan diperankan, Ketiga, mempersiapkan pengamatan yang dilakukan para siswa, Keempat, mempersiapkan tahapan peranan, memerlukan dialog-dialog yang digunakan untuk tampil bermain peran. Kelima, pemeran semuanya sudah yang siap mulai para aktor memainkan perannya, Keenam, diskusi dan evaluasi  setelah semunya selesai diadakan diskusi dan evaluasi yang saling bertukar pikiran supaya lebih baik, Ketujuh, pengulangan pemeran sesudah adanya diskusi dan evaluasi muncul gagasan baru yang memperbaiki peran berikutnya, Kedelapan, diskusi dan evaluasi ulang mengkaji kembali hasil pemeranan ulang pada langkah ketujuh tadi, Kesembilan, memberi pengalaman dan menarik generalisasi untuk menarik faidah pokok yang terkandung dalam bermain peran.

d.       Model Behavioral (pengembangan perilaku)
Aktivitas mengajar, menurut teori ini, harus diajukan pada timbulnya perilaku buru atau berubahnya perilaku siswa kearah yang sejalan dengan harapan. Dalam rumpun model mengajar behaviora terhadap banyak model mengajar. Model mengajar Mastery Learning menurut Benjamin Bloom pada dasarnya merupakan pendekatan mengajar mengacu pada penetapan kriteria hasil belajar, yaitu: pengetahuan, konsep, keterampilan, sikap dan nilai.
Langkah-langkah, Pertama, langkah orientasi menyusun kerangka kerja pengajaran, Kedua, langkah penyajian guru menjelaskan konsep-konsep yang terdapat dalam pokok bahasan, diselingi dengan peragaan atau demonstarasi keterampilan yang berhubungan dengan materi pelajaran, Ketiga, strukturisasi latihan guru memperlihatkan contoh-contoh mempraktikan keterampilan sesuai dengan urutan yang telah dijelaskan pada waktu penyajian materi,  Keempat, langkah praktik guru member peluang yang cukup luas kepada para siswa untuk mempraktikan ketrampilan yang telah mereka dengar pada tahap-tahap sebelumnya, Kelima, langkah praktik bebas, tahapan terakhir guru dapat member kebebasan kepada para siswa untuk mempraktikan sendiri ketrampilan yang sudah siswa kuasai.

 2. Metode Pokok Mengajar
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur buku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, kususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Tardif, 1989).
Ragam metode pengajaran
a.      Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah metode ceramah yang paling klasik, tetapi masih dipakai orang di mana-mana hingga sekarang. Metode ceramah ialah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode caramah atau kuliah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah.
Dalam metode ini perhatian terpusat pada guru, sedangkan siswa hanya menerima secara pasif, mirif dengan anak balita yang disuapi. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ini terdapat unsur paksaan. Metode ini juga mengalami hambatan daya kritis siswa karena segala informasi yang disampaikan guru biasanya ditelan mentah-mentah tanpa dibedakan apakah informasi itu salah atau benar, dipahami atau tidak.

b.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut sebagai metode kelompok dan resitasi bersama. Aplikasi metod ini biasnya melibatkan seluruh siswa atau sejumlah siswa tertentu yang diatur dalam bentuk kelompok-kelompok. Tujuan metode ini ialah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam.
Metode diskusi diaplikasikan mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama, dan mengambil satu alternative jawaban atau beberapa alternative jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Ragam diskusi,
1.      Dikusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada aturan yang dipakai dalam diskusi lainya. Sifatnya tidak resmi, jumlah dibatasi dan hanya merupakan kelompok kecil.
2.      Diskusi Formal
Aturan ini biasanya ketat dan rapi. Jumlah siswa yang menjadi pesertapun umunya lebih banyak bahkan dapat melebihkan seluruh siswa kelas.
3.      Dikusi Panel
Diikuti seluruh siswa. Kata “panel” berarti sekelompok pembicara yang dipilih untuk berbicara. Tugas utama meraka adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta.
4.      Diskusi Simponsium
Penyelanggaraan diskusi simponsium secara umum sama dengan penyelenggaraan diskusi formal lainnya. Perbedaannya, angenda masalah dalam symposium disampaikan oleh pemrasaran atau lebih.
      Dilihat dari sudut pola pemusatan orang yang berperan dalam diskusi di sekolah, metode diskusi terbagi menjadi dua golongan :
1.      Pola diskusi yang berpusat pada guru (teacher centrality)
Peran guru sebagai indicator, direktur, moderator, evaluator.
Sedangakn siswa sebagai contributor, evaluator.
2.      Pola diskusi yang berpusat pada siswa (student centrality)
Pemusatan kegiatan pada siswa, mempunyai fungsi indikator, konsultan, pendorong semangat, observer dan evaluator.
Peran siswa sebagai moderator, kontibutor, pendorong semangat, evaluator.
Peran guru sebagai dorongan semangat bagi anak sangat diperlukan terutama oleh peserta yang tergolong kurang pintar atau pendiam.

c.       Metode Demonstrasi
Demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Tujuan pokok penggunaan metode demonstari  dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.

d.      Metode ceramah plus.
Metode ceramah plus sering dianggap baing keladi yang menimbulkan penyakit bungkam dikalangan pelajar, namun kenyataannya metode ini masih popular dikalangan guru dimana-mana. Hanya sebelum metode itu digunakan guru tentu perlu melakukan modifikasi atau penyesuain seperlunya.
      Metode ceramah plus biasanya metode campuran.
1.      Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT).
Penyampaian dari guru, pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa, pemberian tugas kepada para siswa.
2.      Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).
Memberi informasi atau penjelasan mengenai pokok bahasan dan topik atau agenda masalah yang akan didiskusikan. Jadi setiap guru menjelaskan fungsinya sebagai indikator.
3.      Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
Aplikasi ini kurang lebih sama dengan aplikasi metode CPDT, yaitu harus dilakukan secara tertib sesuai dengan urutannya. Tujuan ini untuk menjelaskan konsep-konsep keterampilan jasmaniah yang terdapat dalam materi-materi pelajaran keterampilan tertentu. Tujuan metode ini untuk memperagakan atau mempertunjukan kiat dan proses melakukan keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya, yakni pada tahapan ceramah tadi.


DAFTAR PUSTAKA


Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.