PENDIDIKAN PRA NIKAH
Seling kenal (ta’aruf) di antara
laki-laki dan perempuan merupakan saat-saat mengesankan dalam hidup. Hal umum
ini terjadi di masa-masa sekolah atau perkuliah, dimana seseorang mulai
mengembangkan perilaku-perilaku yang terarah dalam memilih pasangan hidup.
Usaha mahasiswa adalah saat-saat dimana perkembanan biologis, psikologis, dan
sosial-spiritual seseorang sedang mengalami dinamika kearah kematanan. Islam
mengatur ta’aruf diantara laki-perempuan dengan sedemikian indahnya, melalui
cara-cara yang santun, etis, dan berakhlak, sehingga kedua belah pihak
sama-sama mendapatkan kemanfaatan dan kemaslahatan.
Ta’aruf
dalam islam
Persahabatan dalam islam amat
dianjurkan. Melalui persahabatan,dorongan kemanusiaan untuk menyebarkan rasa
kasih dan sayang dapat terpenuhi. Manusia sebagai makhluk homo sapiens, tidak dapat hidup tanpa bantuan oran lain. Antara
manusia satu dengan manusia yang lain memiliki rasa saling membutuhkan.
Memahami hakekat persahabatan yang
sedemikian maslahat, Miskawaih (1994) menyatakan tidak ada sesuatupun yang
dapat menggantikan arti seorang sahabat yang terpecaya, sehingga mampu membantu
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Berpijak dari hakekat persahabatan
yang sedemikian penting, sesungguhnya bagaimana Islam mengatur tentang
persahabatan yang umumnya diawali melalui sebuah proses ta’aruf?
Ta’aruf
sebaiknya juga diatur tempat dan
waktunya. Sebaiknya ta’aruf dilakukan
di tempat – tempat yang baik dan terhormat, seperti menuntut ilmu, rumah, atau
di tempat berorganisasi dan berkaya. Sejauh mungkin hindari ta’aruf di tempat – tempat yang kurang
terhormat seperti jalanan, pasar, atau kendaraan yang dapat menyebabkan
terjadinya fitnah maupun gunjingan – gunjingan yang dapat menimbulkan keresahan
pribadi, keluarga maupun masyarakat.
Ta’aruf sebaiknya juga dilakukan pada waktu
– waktu yang tidak mengganggu aktivitas (istirahat) orang lain. Selain itu
dalam berta’aruf diharuskan
melibatkan orang lain atau berkelompok (jangan hanya berdua, terutama untuk
yang berlainan jenis). Ta’aruf yang hanya berdua (berlainan jenis) dapat
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kejahatan, pelecehan maupun
tindak asusila.
Topik pembicaraan uga lebih baik
diarahkan mengenai hal-hal yan bersifat umum,akademik dan sosial, serta
menghindari masalah pribadi. Adakalanya dalam budaya tertentu pembicaraan
masalah pribadi (privacy) dapat
dianggap tabu atau kurang sopan (etis).
Menyongsong
Masa Pernikahan
Selama masa ta’aruf, umumnya persahabatan antara laki – perempuan dapat
meningkatkan ke relasi yang lebih serius, seperti berpacaran. Namun dalam Islam
berpacaran tidak dianjurkan.
Mengapa? karena selama ini istilah pacaran
selalu dikaitkan dengan bepergian berdua, makan berdua, menikmati waktu
senggang berdua maupun aktivitas-aktivitas lain secara bersama-sama yang dilarang dalam Islam.
Kehidupan
membujang memiliki ciri-ciri : tanggung jawab hanya bersifat personal atau perorangan,
tidak memiliki tanggung jawab kelompok; kebutuhan-kebutuhan biologis,
psikologis, dan sosial-spiritual bersifat individual dan belum dapat dikembangkan
secara optimal; kelekatan emosional lebih sempit, karena hanya tertuju pada
orang tua, saudara dan sahabat; fungsi manusia sebagai khalifah belum sempurna;
serta harkat kemanusiaan tertinggi dari manusia yaitu kasih sayang terhadap
orang lain belum terpenuhi (rahmatan
lil’alamin)
Kehidupan
keluarga memeiliki ciri-ciri : Tanggung jawab pribadi maupun kolektif terpenuhi;
kebutuhan-kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial-spiritual dapat berkembang
secara oiptimal; kelekatan emosional lebih luas, karena melibatakan pasangan
suami istri dan anak; fungsi manusia sebagai khalifah sudah sempurna; harkat
kemanusiaan tertinggi berupa kasih sayang terhadap sesama (rahmatan lil ‘alamin) manusia dapat tersalurkan.
Kriteria-kriteria al-Qur’an tentang
kehidupan berkeluarga tertuang dalam surat al-Rum/30:20 dan surat
al-syura/42:43 yang bermakna : (1)
Pemilihan pasangan hidup harus dari jenis sendiri, yang sekufu’ (
seimbang,sebanding,dan setaraf ), baik dari agama, latar belakang keluaraga,
status sosial ekonomi mauapun ketampanan dan kecantikan, (2) Kehidupan pernikahan (berkeluarga) amat menekankan pada fungsi
psikologis angota-anggotanya, seperti kebahagian, ketentraman, kasih sayang,
rasa aman, serta saling mengasihi dan mencintai; walaupun pada dasarnya fungsi-fungsi
laintidak boleh diabaikan, misalnya fungsi biologis dan funsi sosial (
Saabah,1997; Hawari,1998). Oleh karena itu persiapan psikologisuntuk memasuki
kehidupan rumah tangga menjadi urgen dimiliki seorang mahasiswa.
Kondisi psikis dan mental yang diperlukan
dalam memasuki kehidupan berkeluarga antara lain :
1. Kemampuan memahami di antara
masing-masing pasangan, baik yang berkaitan dengan kebiasaan, kesukaan maupun
perilaku-perilaku tertentu yang dimiliki pasangan.
2. Kemampuan untuk menerima apa adanya
dari pasangan, baik kelebihan-kelebihan mauapun kelemahan-kelemahan yang
dimiliki.
3. Kemampuan mengembangkan sifat dan
sikap altruisme, yaitu mementingkan kepentingan dan kesenangan orang lain
(pasangan).
4. Kemampuan mengembangkan sikap
tenggang rasa (toleransi) terhadap perbedaan-perbedaan yan dimiliki pasangan.
5. Kemampuan menghargai potensi-potensi
yang dimiliki oleh pasangan.
Apabila seorang mahasiswa merasa
belum mampudan belum berkeinginan membentuk keluarga , maka islam juga
memberikan jalan keluar yang baik, dengan cara memelihara kesucian diri sampai
Allah memampukan (Q.S al-nur/24/33), melalui aktivitas puasa, berolahraga,
bermasyarakat, maupun menuntut ilmu. Dengan memelihara diri, maka Allah akan
memberikan derajat yang mulia di sisi-Nya, sebagaimana kisah Nabi Yusuf yang
menghindari berbuat zina denan Zulaikha.
by.
oktavian a.n (4 april 2012)
Miskiwaih, 1994. Menuju Kesempurnaan Akhlak. Buku Daras
Pertama Tentang Filsafat Etika. Bandung: Mizan.
Sa’abah, M.U, 1997. Seks dan Kita.
Jakarta: Gema Insani Press.
Shihab, M.Q. 1994. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran
Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
-----------------, 1997. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhui
atas Pelbagian Persoalan Umat. Bandung : Mizan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar